Ternak ruminansia memilki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan ternak
nonruminansia, khususnya terletak pada saluran pencernaannya. Hal tersebut tentunya
berdampak terhadap nutrisi yang dibutuhkan. Ilmu nutrisi ruminansia mempelajari bagaimana
nutrisi yang diberikan kepada ternak ruminansia sesuai dengan kondisi fisiologisnya.
Kehidupan mikrobiologi di dalam rumen memiliki peran yang sangat penting bagi
produktivitas ternak ruminansia, karena hampir 80% proses pencernaan merupakan peran dari
mikroorganisme. Oleh karena itu pengetahuan tentang mikrobiologi rumen diperlukan guna
mengoptimalisasi pemanfaatannya sehingga akan meningkatkan produktivitas ternak.
Manipulasi rumen dimungkinkan untuk meningkatkan kualitas absorbsi zat-zat makanan dari
pakan untuk ternak ruminansia.
Metabolisme zat-zat makanan ternak ruminansia dan ternak nonruminansia juga memiliki
perbedaan, khsususnya pada metabolisme lipida yaitu terjadinya proses biohidrogenasi yang
memberikan dampak terhadap produk ternak ruminansia kaya akan lemak jenuh.
Pemberian zat makanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan sesuai fase fisiologisnya
sangat penting guna mencapai tujuan dari pemeliharaan ternak ruminansia, yaitu produktivitas
yang optimal. Jika pakan yang kita formulasikan tidak sesuai dengan kebutuhan ternak dapat
berakibat pada gangguan metabolisme ternak karena suplai zat-zat makanan tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh ternak. Kondisi tersebut akan memberikan dampak terhadap ketidaktercapaian
target produksi yang kita harapkan.
Mengingat pakan ternak ruminansia tidak bersaing dengan pakan manusia, maka ternak
ruminansia merupakan ternak masa depan karena kemampuannya untuk mengkonversi pakan
berkualitas rendah menjadi produk pangan hewani yang berkualitas tinggi. Pengetahuan tentang
bahan pakan penyusun ransum ternak ruminansia dan metode penyusunan formulasi ransum juga
dibutuhkan guna mencapai target produksi yang kita harapkan disamping faktor ekonomis yang
harus kita perhatian.