Tinggi badan adalah antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan tulang, Anak yang menderita kekurangan gizi akan mengakibatkan fisik tidak optimal sehingga postur tubuh pendek. (Supariasa, dkk. 2001). Berdasarkan data United Nations Children’s Fund (UNICEF 2015), sebesar 23.8% anak di dunia memiliki postur tubuh pendek. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), prevalensi pendek untuk usia anak sekolah mengalami peningkatan pada Tahun 2010 sebesar 28,3% menjadi 31,7% pada Tahun 2013. Adapun faktor yang mempengaruhi tinggi badan adalah faktor genetik, hormon pertumbuhan, penyakit akut atau kronis dan faktor gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan pangan yang terdiri atas asupan energi, protein, kalsium dan fosfor dengan tinggi badan siswa sekolah dasar di Pulau Lawas Kecamatan Bangkinang. Desain penelitian ini adalah cross sectional, dilakukan pada bulan Februari-Juni 2019 di sekolah dasar Pulau Lawas Kecamatan Bangkinang pada 72 siswa sebagai sampel penelitian. Pemilihan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Tinggi badan siswa diperoleh melalui pengukuran menggunakan microtoise dan asupan pangan diperoleh melalui wawancara menggunakan formulir 2x24hr-recall. Analisis bivariate menggunakan uji Korelasi Pearson dan Korelasi Spearman. Hasil penelitian didapatkan rata-rata asupan zat gizi siswa di bawah rata-rata kebutuhan zat gizi perhari. Dimana asupan energi siswa sebesar 1338 gram di bawah AKG siswa sebesar ±1850 g, asupan protein sebesar 34.4 g dibawa AKG siswa sebesar ±72 g, asupan kalsium sebesar 27.3 g di bawah AKG siswa sebesar 5 g, serta asupan fosfor sebesar 8.2 g dibawah AKG siswa sebesar 10 g. Rata-rata TB (cm) siswa 122.1 cm di bawah rata-rata TB berdasarkan AKG yaitu sekitar 142 cm. Terdapat korelasi ringan antara asupan energi (r=0.214), protein (r=0.228) dan fosfor (r=0.118), namun korelasi tersebut tidak bermakna (p?0.05). Terdapat korelasi sedang antara asupan kalsium dengan tinggi badan siswa (r=0.364) dan bermakna dengan nilai p=0.00.