Research

  • Published Date: 27 Aug 2022
  • Modified Date: 27 Aug 2022

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis pada Mahasiswa S1 PGSD Semester IV dalam Mata Kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas Tinggi

By. IIS APRINAWATI S.Pd, M.Pd

            Kurikulum 2013 mengedepankan materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa sampai tahap metakognitif yang mensyaratkan siswa mampu memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Hal ini telah dijelaskan dalam Lampiran Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016, bahwa dimensi pengetahuan berdasarkan Taksonomi Bloom diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif yang penguasaannya perlu dimulai sejak tingkat pendidikan dasar hingga tingkat pendidikan menengah.

Tujuan diberlakukannya Kurikulum 2013 di Indonesia diantaranya adalah peserta didik dituntut untuk mampu mempunyai kempuan berpikir kritis atau HOTS. Kurikulum 2013 mengedepankan materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa sampai tahap metakognitif yang mensyaratkan siswa mampu memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Hal ini telah dijelaskan dalam Lampiran Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016, bahwa dimensi pengetahuan berdasarkan Taksonomi Bloom diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitif yang penguasaannya perlu dimulai sejak tingkat pendidikan dasar hingga tingkat pendidikan menengah.

Adapun yang harus dilakukan mahasiswa di antara lain adalah: guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang menantang untuk menfasilitasi peserta didik, guru menjalin interaksi dengan peserta didik untuk mendorong terjadinya berpikir krritis dan guru harus melatih peserta didik untuk menulis atau mempraktekkan berpikir kritis dalam proses pembelajaran. Sementara itu menurut Paul dan Elder (dalam Sumianto:2015), seorang yang berpikir secara kritis mampu memunculkan pertanyaan dan masalah yang mendalam dan merumuskannya secara jelas dan tepat. Hal ini yang menjadikan kemampuan berpikir kritis sangat perlu dimiliki oleh setiap guru dalam Bahasa Indonesia.

Kemampuan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh mahasiswa akan sangat berguna bagi masa depannya karena siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dapat memutuskan dan memecahkan masalah yang akan mereka hadapi.  Apabila peserta didik tidak memilikinya akan sulit pada zaman sekarang karena zaman sudah canggih tidak terpaku pada guru atau buku lagi. Kemampuan berpikir kritis dituntut dalam abad 21 ini, siwa dapat tercapai dan meningkat dengan baik apabila guru dapat mengubah strategi pembelajaran yang kurang tepat diterapkan di dalam kelas.

Open ended adalah suatu pembelajaran yang memanfaatkan permasalahan yang diformulasikan sedemikian rupa, sehingga memberikan peluang muncul berbagai jawaban.Pembelajaran selama ini hampir sepenuhnya diajarkan dengan menggunakan metode ceramah  dan penugasan.  Mahasiswa masih mendominasi dalam proses pembelajaran maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan agar siswa menjadi aktif yaitu sebuah pendekatan yang mampu memunculkan keterlibatan siswa secara aktif dan kritis.

Berdasarkan permasalahan yang di temukan di atas, peneliti akan mengkaji sejauh mana pelaksanaan “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Mahasiswa S1 PGSD Semester IV Dalam Mata Kuliah Bahasa Dan Sastra Indonesia Kelas Tinggi ”.