Kebutuhan
gizi masyarakat Indonesia mengalami peningakatan. Salah satu faktor yang
menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat adalah terpenuhinya kebutuhan
protein hewani. Pencapaian pemenuhan gizi masyarakat Indonesia tidak cukup
seperti yang diinginkan pemerintah dimana energi dari protein seharusnya 5-15%,
energi dari lemak seharusnya 25-55% dan energi dari karbohidrat seharusnya
40-60%. Data tersebut juga bersesuai dengan nilai konsumsi kalori masyakat kita
di tahun 2011 mencapai 1.952,01 kkal, dan mengalami pelemahan nilai konsumsi
kalori di tahun 2012 sebesar 99.37 kkal.
Ternak
Ayam kampung (Gallus gallus domestica) merupakan contoh hewan ternak yang bisa
memenuhi kebutuhan nutisi pokok masyarakat. Dimana produksi dari ayam kampung
seperti telur dan daging ayam dapat menyediakan nutrisi seperti protein. Telur
ayam kampung merupakan salah satu bahan makanan yang praktis digunakan dan
tidak memerlukan pengolahan yang sulit. Telur ayam kampung mempunyai kandungan
vitamin E lebih banyak 2 kali lipat dibandingkan dengan telur ayam ras dan
memiliki kandungan lemak omega-3 2,5 kali lebih unggul.
Selama
ini masih banyak peternak ayam ras petelur yang menambahkan feed additive berupa antibiotik sintetis
atau biasa disebut AGP (Antibiotic Growth
Promotor) sebagai imbuhan pakan untuk menjaga performa produktivitas yang
tinggi pada ternaknya. Penemuan-penemuan terbaru mengatakan bahwa dengan
penambahan AGP dalam dosis tertentu mampu menghasilkan resistensi pada manusia
yang diakibatkan oleh residu antibiotik yang terdapat dalam produk ternak
akibat penambahan antibiotik yang berlebih. Mengacu pada efek negatif
penggunaan AGP tersebut terdapat beberapa penelitian menggunakan tanaman herbal
berupa jamur.
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui level pemanfaatan kaldu jamur
kadaluarsa sebagai suplemen ayam kampung dalam meningkatkan produktivitas telur
ayam kampung.