Ayam kampung memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi bibit unggul dalam upaya menunjang ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Ternak ayam kampung hampir semuanya dipelihara oleh peternak kecil baik di perkotaan maupun di pedesaan. Umumnya ayam kampung dipelihara secara ekstensif (tidak dikandangkan) dan bila dikandangkan tempatnya sangat dekat bahkan berbaur dengan pemukiman. Produksi ayam kampung di Kabupaten Kampar terjadi penurunan yang cukup signifikan mulai tahun 2014, yaitu 20,30% di tahun 2015, 29,58% di tahun 2016 dan 22,81% di tahun 2017. Jumlah 594.567 ekor ayam kampung di tahun 2014 dan 294.318 ekor ayam kampung di tahun 2017, terdapat selisih 300.243 ekor jumlah ayam kampung atau 50,48% turun dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Sementara itu jumlah penduduk yang terus meningkat mengakibatkan produksi ayam kampung tidak mampu memenuhi permintaan ayam kampung khususnya di dalam wilayah Kabupaten Kampar. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan yang dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari serta mampu menjadi rujukan dalam perbaikan maupun evaluasi usaha yang telah atau akan dijalankan.