Research

  • Published Date: 07 Aug 2021
  • Modified Date: 07 Aug 2021

DETERMINAN SOSIAL TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA RANAH SINGKUANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPAR

By. SYUKRIANTI SYAHDA S.ST, M.Kes

Pada tahun 2017 sekitar 150,8 juta (22,2%) balita di dunia mengalami stunting yang berasal dari Asia (55%). Indonesia termasuk negara dengan prevalensi tertinggi di Regional Asia Tenggara. Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%. Provinsi Riau menempati urutan ke 4 dari 34 Provinsi untuk persentase Balita stunting, yaitu sebesar 27,4%. Persentase stunting di Kabupaten Kampar naik sebesar 8% dari 9,6% ditahun 2017 menjadi 17,6% ditahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan sosial terhadap kejadian stunting pada balita di Desa Ranah Singkuang Wilayah Kerja Puskesmas Kampar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita tahun 2020 sebanyak 90 orang dengan menggunakan teknik Total Sampling. Analisis data menggunakan chi Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian stunting p value 0,008 (p? 0,005), ada hubungan pekerjaan ibu dengan kejadian stunting p value 0,043 (p? 0,005), tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian stunting p value 0,3 (p?0,005), ada hubungan sanitasi dengan kejadian stunting p value 0,011 (p? 0,005) dan ada hubungan sosial ekonomi dengan kejadian stunting p value 0,002 (p? 0,005). Diharapkan kepada responden untuk lebih aktif dalam mencari informasi dengan cara mengikuti penyuluhan yang di lakukan puskesmas mengenai stunting dan kepada Puskesmas untuk dapat memberikan informasi tentang stunting disetiap pertemuan ibu-ibu seperti wirid pengajian tentang jenis serta cara pengolahan makanan tambahan pada balita.