Pada
tahun 2017 sekitar 150,8 juta (22,2%) balita di dunia mengalami stunting yang berasal dari Asia (55%). Indonesia
termasuk negara dengan prevalensi tertinggi di Regional Asia Tenggara. Rata-rata
prevalensi balita stunting di
Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4%. Provinsi Riau menempati urutan ke 4
dari 34 Provinsi untuk persentase Balita stunting, yaitu sebesar 27,4%.
Persentase stunting di Kabupaten Kampar naik sebesar 8% dari 9,6%
ditahun 2017 menjadi 17,6% ditahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
determinan sosial terhadap kejadian
stunting pada balita di Desa Ranah Singkuang Wilayah Kerja Puskesmas
Kampar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu yang mempunyai balita tahun 2020 sebanyak 90 orang dengan menggunakan
teknik Total Sampling. Analisis data
menggunakan chi Square. Hasil
penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian stunting p value 0,008 (p? 0,005), ada
hubungan pekerjaan ibu dengan kejadian stunting
p value 0,043 (p? 0,005), tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian stunting p value 0,3
(p?0,005), ada hubungan sanitasi dengan kejadian stunting p value 0,011 (p? 0,005) dan ada hubungan sosial ekonomi
dengan kejadian stunting p value
0,002 (p? 0,005). Diharapkan kepada responden untuk lebih aktif dalam mencari informasi
dengan cara mengikuti penyuluhan yang di lakukan puskesmas mengenai stunting dan kepada Puskesmas untuk
dapat memberikan informasi tentang stunting
disetiap pertemuan ibu-ibu seperti wirid pengajian tentang jenis serta cara
pengolahan makanan tambahan pada balita.