Pertumbuhan dan perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya. Tenaga kesehatan mempunyai peran penting dalam masa-masa awal tumbuh kembang balita, terutama pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) yang dimulai saat terjadinya konsepsi sampai anak berusia 2 tahun. Pemantauan yang tidak optimal pada 1000 HPK dampaknya dapat dilihat seperti saat ini, dimana ancaman permasalahan gizi di dunia terdapat165 juta anak dibawah 5 tahun dalam kondisi pendek (stunting) dan 90% lebih berada di Afrika dan Asia. Masalah stunting dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu dan bayi, terutama pada masa kritis, yaitu pada 1000 HPK. Stunting yang merupakan gangguan pertumbuhan fisik dapat berdampak pada kualitas kerja yang tidak kompetitif sehingga tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tergolong rendah. Trihono menyebutkan bahwa gagal tumbuh juga menyebabkan semakin meningkatnya penyakit tidak menular saat dewasa. Status gizi ibu dan bayi perlu menjadi perhatian utama bagi tenaga kesehatan. Pentingnya pemenuhan gizi pada kelompok 1000 HPK akan mengurangi jumlah anak pendek serta gangguan lain saat dewasa di generasi yang akan datang dan seterusnya. Gizi merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak. Nutrisi ibu hamil terutama saat trimester akhir kehamilan sangat berpengaruh pada pertumbuhan janin. Selanjutnya bayi membutuhkan zat makanan adekuat yang mampu mendukung tercapainya tumbuh kembang optimal.Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) harus memiliki komposisi menu 4 bintang setiap harinya. Menu tersebut antara lain terdiri dari karbohidrat, sayur buah, protein nabati, dan protein hewani. Kemampuan menyusun menu MP-ASI ini perlu dimiliki oleh kader posyandu. Hal tersebut karena Kader mendapatkan tanggungjawab dalam penyediaan MP-ASI saat berlangsungnya kegiatan Posyandu. Sehingga Kader dapat membedakan antara Makanan Tambahan untuk usia lebih dari 2 tahun dan MP-ASI untuk anak yang belum mencapai usia 2 tahun.M asalah stunting akan terus terjadi apabila tidak ada perbaikan gizi dan pelayanan kesehatan yang memadai pada masa-masa 1000 HPK (7). Oleh karena itu, Tim Pengabdian Masyarakat Kebidanan FIK Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai berupaya untuk berpartisipasi aktif dalam menekan angka kejadian stunting. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan studi pendahuluan di Wilayah Kerja Puskesmas Kampar, dimana data mengarahkan kami menuju Desa Ranah Singkuang yang pada tahun 2019 termasuk Lokus untuk stunting dengan persentase data stunting 12,26% dan meningkat pada tahun 2020 menjadi 23,29%.