Meningkatnya
usia harapan hidup yang didorong oleh keberhasilan pembangunan nasional dan
berkembangnya modernisasi akan cenderung meningkatkan risiko terjadinya
penyakit vaskuler (penyakit jantung koroner, Stroke dan penyakit arteri
perifer). Stroke menyerang usia produktif dan usia lanjut yang berpotensi
menimbulkan masalah baru dalam pembangunan kesehatan secara nasional dimasa
yang akan datang. Modernisasi akan meningkatkan risiko Stroke karena perubahan
pola hidup sedangkan di sisi lain meningkatnya usia harapan hidup juga akan
meningkatkan risiko Stroke karena bertambahnya penduduk usia lanjut. Stroke
penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia
setelah penyakit jantung.
Organisasi
stroke tingkat dunia yaitu World Stroke
Organization (WSO) menyebutkan bahwa terdapat 13,7
juta stroke baru terjadi setiap tahunnya, dan sekitar 5,5 juta orang meninggal
akibat stroke. Insiden stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Sekitar 60%
dari semua stroke terjadi pada orang di bawah usia 70 tahun dan sekitar 8% di
bawah 44 tahun (Lindsay et al., 2019). Di Indonesia sendiri kejadian stroke
pada tahun 2020 menurut hasil riset kesehatan dasar menunjukkan kecenderungan
peningkatan penyakit stroke dengan jumlah kasus 1,7 juta orang (Lindsay et al., 2019).
Prevalensi kejadian stroke di provinsi Bali berdasarkan kelompok umur dimana
kasus tertinggi berdasarkan diagnosis dokter yaitu berada pada usia diatas 75 tahun dengan
prevalensi 40,1% dan kasus terendah terdapat pada usia 25-34 tahun dengan
prevalensi 1,1%, berdasarkan jenis kelamin kasus stroke lebih banyak dialami
oleh laki-laki dengan prevalensi 12,3% dibandingkan dengan perempuan dengan
prevalensi 9,0%. Berdasarkan 2 tempat tinggal prevalensi stroke diperkotaan
lebih tinggi yaitu 11,5% sedangkan pedesaan 9,1% (RISKESDAS, 2018). Berdasarkan
data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar pada tahun 2016 kasus stroke
menduduki 10 besar penyakit pada pasien rawat jalan di RSU Kabupaten Gianyar
dengan jumlah kasus stroke yaitu 1.219 kasus (Dinas Kesehatan Kabupaten
Gianyar, 2018).
Tindakan preventif berupa penanganan prahospital perlu ditekankan. Hal ini penting untuk menjamin perbaikan kualitas hidup penderita Stroke di samping penatalaksanaan yang lebih efektif untuk menekan angka kejadian Stroke. Pencegahan primer pada Stroke meliputi upaya perbaikan hidup dan pengendalian berbagai faktor risiko. Upaya ini ditujukan pada orang sehat dan kelompok risiko tinggi yang belum pernah terserang Stroke